Selasa, 26 Juli 2016

METODE PENGUMPULAN BIAYA



METODE PENGUMPULAN BIAYA
a.    Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method)
Dalam perusahaan ini barang yang dibuat memiliki karakteristik tertentu, yang berbeda satu sama lainnya. Dengan demikian biaya setiap produk juga berbeda. Oleh karena itu untuk menentukan harga pokok barang yang dibuat , biaya produksi pembuatan barang harus dikumpulkan secara tersendiri. Metode pengumpulan biaya yang diterapkan dalam perusahaan semacam ini disebut Metode Harga Pokok Pesanan ( Job Order Cost Method). Contoh perusahaan yang menerapkan metode ini adalah : Perusahaan Percetakan, Kontraktor, Industri galangan kapal dan lain-lain.
Harga pokok per satuan dihitung dengan rumus :

            Harga Pokok Per Satuan  = Jml Biaya Produksi Setiap Pesanan
                                                        Jml Satuan Yang Dihasilkan
Contoh :
Penjahit Mustika dalam bulan Juni 2008 mendapat pesanan pembuatan seragam pegawai dari suatu instansi sebanyak 80 stel. Dari jumlah pesanan tersebut perusahan telah mengeluarkan biaya-biaya sebagai berikut :
Biaya Bahan Baku                      Rp  8.400.000,-
Biaya Bahan Penolong                      1.100.000,-
Biaya Tenaga Kerja                          4.300.000,-
Biaya Overhead Pabrik                     2.700.000,-
Total Biaya                                Rp 16.500.000,-
Dari data tersebut di atas maka dapat dihitung Harga Pokok Produk per stel pakaian adalah sebagai berikut :
Harga Pokok Per Satuan   =  Jml Biaya Produksi Setiap Pesanan
                                                           Jml Satuan Yang Dihasilkan
                                          = Rp 16.500.000,00
                                                        80 
                                          =   Rp 206.250,-
b.    Metode Harga Pokok Proses (Process Cost Method)
Dalam perusahaan semacam ini, biasanya produksinya hanya satu jenis barang dimana barang yang diproduksi adalah secara massal, sehingga produk yang dihasilkan merupakan produk standar, yang mempunyai bentuk, ukuran, kualitas yang sama. Tujuan produksi adalah untuk mengisi persediaan. Untuk mentukan harga pokok setiap produk , biaya produksi dikumpulkan dalam satu periode tertentu, kemudian dibagi sama rata kepada produk yang dihasilkan selama periode itu. Metode pengumpulan biaya yang diterapkan dalam perusahaan semacam ini disebut Metode Harga Pokok Proses (Process Cost Method)
Untuk mengetahui harga pokok per unit dihitung dengan rumus sebagai berikut :
            Harga Pokok Per Satuan  = Jml Biaya Selama Satu Periode
                                                         Jml Satuan Yang Dihasilkan
Contoh :
Perusahaan Roti ”Selera” dalam bulan April 2008 telah memproduksi 3.500 bungkus kue. Dalam proses produksi ini telah dikeluarkan biaya-biaya sebgai berikut :
Biaya Bahan Baku                      Rp  2.600.000,-
Biaya Bahan Penolong                         700.000,-
Biaya Tenaga Kerja                          3.500.000,-
Biaya Overhead Pabrik                        900.000,-
Total Biaya                                Rp  7.700.000,-
Dari data tersebut di atas maka dapat dihitung Harga Pokok Produk per bungkus adalah sebagai berikut :
Harga Pokok Per Satuan   =  Jml Biaya Selama Satu Periode
                                                           Jml Satuan Yang Dihasilkan
                                           =  Rp  7.700.000,-
                                                       3.500                                           
                                           =   Rp 2.200,-

SISTEMATIKA AKUNTANSI BIAYA
Pada dasarnya biaya produksi merupakan pengorbanan ekonomis untuk memperoleh aktiva dalam bentuk persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Dengan demikian sistem pencatatan biaya produksi pada dasarnya tidak berbeda dengan sistem pencatatan pada persediaan.
Terdapat dua sistem pencatatan biaya produksi dalam akuntansi yakni :
Sitem Periodik
Dalam sistem ini harga pokok produk dihitung setelah proses produksi selesai (kalkulasi setelah produksi). Biaya produksi dikumpulkan secara periodik, yaitu pada akhir periode dari perkiraan-perkiraan yang berhubungan dengan biaya produksi ke ”Ikhtisar Produksi” atau perkiraan ”Pabrikase”. Hasil pokok produk selesai diproses baru diketahui setelah nilai persediaan bahan baku dan barang dalam proses dihitung secara phisik. Dengan demikian untuk mengetahui nilai harga pokok produksi perlu dilakukan penyesuian-penyesuaian terlebih dahulu.
Dalam pencatatan secara periodik, perkiraan bahan baku, barang dalam proses dan produk jadi tidak menggambarkan mutasi nilai persediaan masing-masing. Nilai persediaan tersebut baru diketahui setelah diadakan perhitungan secara pisik di gudang.
Sistem periodik biasanya hanya mencatat biaya yang sesungguhnya terjadi selama periode tertentu, sehingga hasil dari proses pencatatannya merupakan harga pokok produk yang sesungguhnya dari produk yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan.
Pencatatan biaya dengan sistem periodik ini biasanya tidak menghasilkan informasi biaya yang lengkap dan terperinci, sehingga karena keterbatasan ini, maka sistem ini hanya biasa digunakan pada perusahaan-perusahaan kecil.
Sistem Perpetual
Sistem ini dapat digunakan untuk kalkulasi setelah produksi dan kalkulasi sebelum produksi. Dalam sistem ini biaya-biaya produksi yang terjadi dicatat dalam perkiraan ”Barang dalam Proses” dan harga pokok barang yang selesai diproses dipindahkan dalam perkiraan ”Persediaan barang jadi”
Dalam pencatatan sistem perpetual, mutasi persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi, dicatat dalam perkiraan-perkiraan yang bersangkutan, sehingga menggambarkan mutasi/perubahan untuk setiap persediaan. (Nilai persediaan dapat diketaui setiap saat)

Jumat, 24 Juni 2016

PENGERTIAN, PENGGOLONGAN, DAN TUJUAN AKUNTANSI BIAYA



Pengertian Biaya
Dalam arti sempit  biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Jumlah yang dikorbankan tersebut secara tidak langsung disebut harga pokok dan dicatat pada neraca sebagai aktiva.
Sebagai  contoh dalam   suatu    perusahaan memiliki    kendaraan    seharga   Rp 150.000.000,00. Kendaraan tersebut dipergunakan dalam kegiatan perusahaan, sehingga penyusutannya dialokasikan selama tahun yang menikmati manfaatnya. Penyusutan inilah yang disebut dengan biaya.
Sedangkan dalam arti luas biaya merupakan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang  baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi untuk tujuan tertentu. 
Dari definisi diatas pengertian biaya mengandung unsur pokok sebagai berikut :

  • Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
  • Biaya dapat diukur dengan satuan uang (rupiah, dollar, poundsterling, dll)
  • Biaya merupakan pengorbanan yang telah terjadi atau akan terjadi
  • Biaya merupakan pengorbanan yang mempunyai tujuan tertentu

 Contoh :
Butik ”Cantik” membuat baju seragam TONTI sebanyak 35 stel. Untuk keperluan tersebut diperlukan tekstil sepanjang 105 meter dengan harga Rp 50.000,00 per meter. Perlengkapan - perlengkapan lain (kancing baju, benang, aksesoris, dll) yang digunakan sampai seragam tersebut   siap   pakai sebesar Rp 500.000,00. Upah    tenaga    kerja  sebesar Rp 1.250.000,00. Seragam  tersebut diserahkan pada pemesan dengan harga Rp 200.000,00 per stel.

Dari contoh tersebut dapat diuraiakan sebagai berikut :

  1. Tekstil sepanjang 105 meter, perlengkapan-perlengkapan lain untuk membuat seragam, dan tenaga kerja karyawan disebut pengorbanan sumber ekonomi
  2. Pengorbanan berupa tekstil, perlengkapan lain dan tenaga kerja karyawan dapat diukur dengan uang yaitu sebesar Rp 7.000.000,00
  3. Pengorbanan sumber ekonomi tersebut telah terjadi
  4. Pengorbanan tersebut mempunyai tujuan yaitu membuat seragam TONTI
  5. Penyerahan seragam kepada pemesan  seharga Rp 200.000,00 per stel merupakan biaya  yang akan terjadi.

 Pengertian Akuntansi Biaya
 Secara umum kegiatan-kegiatan yang biasa terjadi dalam perusahaan industri adalah :
a.    Membeli bahan baku untuk sementara disimpan.
b.    Mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Untuk hal ini dierlukan tenaga kerja.
c.    Menyimpan sementara produk jadi
d.    Menjual Produk Jadi.
Proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi disebut proses produksi. Dalam pengolahan ini diperlukan biaya-biaya yang disebut dengan biaya produksi. Biaya produksi ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya-biaya lain yang terjadi di pabrik yang disebut dengan biaya overhead pabrik. Biaya-biaya yang terjadi tersebut perlu dikumpulkan untuk menentukan harga pokok produksi melalui proses akuntansi yang disebut akuntansi biaya.
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya-biaya pembuatan, penjualan produk atau penyerahan jasa dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadap hasilnya.
Sasaran akuntansi biaya adalah transaksi keuangan yang berhubungan dengan biaya secara umum.

HUBUNGAN AKUNTANSI BIAYA DENGAN AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI MANAJEMEN
Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian, serta penafsiran informasi biaya tergantung untuk siapa proses tersebut ditujukan. Proses akuntansi biaya dapat ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai luar perusahaan. Dalam hal ini  proses akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik akuntansi keuangan. Dengan demikian akuntansi biaya dapat merupakan bagian dari akuntansi keuangan.
Proses akuntansi biaya dapat pula ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam perusahaan. Dalam hal ini akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik akuntansi manajemen. Dengan demikian akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi manajemen.

PENGGOLONGAN BIAYA 
Data biaya merupakan alat dasar bagi manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan, pengawasan, dan fungsi pengambilan keputusan. Oleh karena itu agar data biaya yang dihasilkan dari proses akuntansi relevan dengan kepentingan manajemen, biaya-biaya yang terjadi perlu digolongkan dalam golongan-golongan tertentu. Berikut ini jenis-jenis biaya berdasarkan pengolongan-penggolongan yang ada.

a.     Penggolongan Biaya Berdasarkan Obyek Pengeluarannya
Penggolongan biaya menurut obyek pengeluaran menggunakan semua obyek pengeluaran sebagai dasar biaya, misalnya pengeluaran untuk :
Ø  Membayar promosi pada suatu media, disebut biaya iklan
Ø  Membayar tenaga kerja, disebut biaya tenaga kerja
Ø  Membayar asuransi gedung pabrik, disebut biaya asuransi gedung pabrik

b.    Penggolongan Biaya Berdasar Fungsi-Fungsi Pokok Perusahaan
Pada umumnya perusahaan mempunyai tiga fungsi pokok yakni fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum. Berdasarkan hal tersebut biaya juga digolongkan dalam tiga kelompok yakni :
Biaya Produksi
Biaya Produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya ini dikelompokkkan menjadi tiga, yaitu : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam kaitannya dengan penjualan dan pengenalan produk pada konsumen. Contoh : biaya iklan, gaji tenaga pemasaran, gaji manajer pemasaran dan lain-lain.
Biaya Administrasi dan Umum  
Biaya Administrasi dan umum adalah biaya yang terjadi dalam kaitanya pengaturan dan koordinasi kegiatan yang ada dalam perusahaan (terutama kegiata produksi). Contoh gaji bagian administrasi dan umum.
Dalam penggolongan biaya berdasarkan fungsi pokok perusahaan terdapat biaya primer (prime cost), yaitu biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut biaya konversi (conversition cost). Sedangkan biaya pemasaran dan biaya administrasi umum disebut dengan biaya komersial (comersial cost).
Secara ringkas penggolongan biaya menurut fungsi pokok perusahaan digambarkan sebagai berikut :
      c.  Penggolongan Biaya berdasar Sesuatu yang Dibiayai
 Biaya Produksi Langsung
Biaya ini merupakan biaya yang terjadi, penyebab satu-satunya karena ada sesuatu yang dibiayai. Biaya ini langsung diperhitungkan dalam Harga Pokok Produksi. Biaya Produksi langsung dibagi menjadi dua yakni biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
 Ø  Biaya bahan langsung adalah semua biaya yang membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari barang jadi dan dapat langsung diperhitungkan ke dalam harga pokok produk.
Contoh : kayu untuk membuat mebel, baja untuk membuat kerangka mobil, kapas untuk membuat benang, minyak mentah untuk membuat bensin, tanah liat utuk membuat genting dan sebagainya.
Ø  Biaya tenaga kerja langsung, yakni biaya/upah buruh yang secara fisik berhubungan langsung dengan pembuatan produk, dan jasanya dapat langsung diperhitungkan dalam harga pokok produk.
Cotoh : upah pembuat meja, upah tukang jahit, upah perakit mobil, upah pembuat genting dan sebagainya.
Biaya Produksi Tak langsung
Biaya ini disebut juga dengan Biaya Overhead Pabrik (BOP), yakni biaya yang diperlukan untuk pembuatan produk, selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
Termasuk dalam kelompok biaya tak langsung adalah :
Ø  Biaya bahan penolong, yakni biaya bahan yang diperlukan untuk pembuatan produk, yang penggunaannya relaif kecil atau terlalu sulit untuk memperlakukan sebagai bahan langsung.
Ø  Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung, yakni biaya gaji dan upah tenaga kerja yang secara fisik tidak berhubungan langsung dengan pembuatan produk. Misal upah pengawas pabrik, upah penjaga pabrik
Ø  Biaya produksi tak langsung lainnya, misalnya Biaya Listrik pabrik dan pembangkit tenaga, biaya penyusutan mesin dan peralatan pabrik, biaya penyusutan gedung pabrik, biaya asuransi gedung dan mesin pabrik, Pajak Bumi dan Bangunan Pabrik dan sebagainya.

    d.    Penggolongan Biaya berdasar hubungannya dengan Perubahan Volume
         Kegiatan
 Atas dasar hubugannya dengan volume kegiatan/produksi, biaya digolongkan menjadi :
Ø  Biaya Tetap (konstan), yakni biaya yang jumlahnya sampai tingkat tertentu relatif tetap, tak terpangaruh oleh perubahan volume kegiatan.
Contoh : gaji pelaksana produksi, penyusutan aktiva tetap , pajak bumi dan bangunan, amortisasi patent, biaya sewa, biaya asuransi dan lain-lain.
Ø  Biaya Variabel, yakni biaya yang jumlahnya selalu berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Contoh biaya bahan baku, BTKL, biaya bahan bakar, biaya listrik, uang lembur.
Ø  Biaya semi variabel, yakni biaya-biaya yang mempunyai unsur-unsur tetap dan variabel. Biaya ini sering disebut dengan biaya campuran (mix cost). Contoh : biaya pemeriksaan, pengawasan, jasa bagian penggajian, jasa bagian kalkulasi, biaya pemeliaharaan dan perbaikan mesin, biaya pemanasan dan penerangan.

e.    Penggolongan Biaya berdasar Jangka Waktu Manfaatnya
Untuk penentuan laba rugi dan pentuan harga pokok produk secara teliti, maka biaya digolongkan atas dasar hubungan dengan pembebanannya dengan periode akuntansi tertentu. Untuk kepentingan tersebut, maka pengeluaran digolongkan menjadi : 
Ø  Pengeluaran Modal ( capital expenditure)
Yakni pengeluaran yang manfaatnya dinikmati  selama lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal pada saat terjadinya dicatat sebagai aktiva dan dibebankan pada periode-periode akuntansi yang menikmati manfaatnya.
Contoh : biaya reparasi mesin yang cukup besar pada saat pengeluaran dicatatat sebagai tambahan harga pokok mesin.
Ø  Pengeluaran Penghasilan ( revenue expenditure)
Yakni pengeluaran yang manfaatnya hanya dinikmati dalam periode akuntansi saat terjadinya pengeluaran itu. Pengeluaran penghasilan pada periode terjadinya, dibebankan sebagai biaya dan diperhitungkan sebagai penghasilan yang diperoleh  dalam periode akuntansi di mana biaya tersebut terjadi. 
Untuk menentukan apakah suatu pengeluaran termasuk pengeluaran modal atau pengeluaran penghasilan juga dapat dilihat atas dasar nilainya. Jika nilainya relatif kecil maka digolongkan dalam pengeluaran penghasilan, misalnya, beban listrik dan telepon, gaji akuntan, komisi penjualan dan lain-lain.

TUJUAN AKUNTANSI BIAYA
Secara umum akuntansi biaya bertujuan menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen. Dalam kaitannya dengan kepentingan manajemen, maka tujuan akuntansi biaya dapat dirinci sebagai berikut :
a. Menyediakan informasi harga pokok untuk kepentingan penyusunan laporan keuangan akhir periode.
b. Menyediakan informasi biaya untuk membantu manajemen dalam pembuatan anggaran dan perencanaan laba.
c.   Menyediakan informasi biaya untuk kepentingan pengawasan biaya. Dalam hal ini akuntansi biaya menyediakan informasi biaya sesungguhnya yang terjadi, yang dibandingkan dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat diketahui.
d.    Menyediakan informasi biaya untuk pengambilan keputusan yang khusus. Dalam hal ini akuntansi biaya membantu manajemen dalam hal pengambilan keputusan-keputusan dari beberapa alternatif.

Membuat Persediaan Pada Myob