Materi Akuntansi
Minggu, 07 Agustus 2016
Minggu, 31 Juli 2016
Selasa, 26 Juli 2016
METODE PENGUMPULAN BIAYA
METODE PENGUMPULAN BIAYA
a.
Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method)
Dalam perusahaan ini
barang yang dibuat memiliki karakteristik tertentu, yang berbeda satu sama
lainnya. Dengan demikian biaya setiap produk juga berbeda. Oleh karena itu
untuk menentukan harga pokok barang yang dibuat , biaya produksi pembuatan
barang harus dikumpulkan secara tersendiri. Metode pengumpulan biaya yang
diterapkan dalam perusahaan semacam ini disebut Metode Harga Pokok Pesanan (
Job Order Cost Method). Contoh perusahaan yang menerapkan metode ini adalah
: Perusahaan Percetakan, Kontraktor, Industri galangan kapal dan lain-lain.
Harga pokok per satuan dihitung dengan rumus :
Harga Pokok Per
Satuan = Jml Biaya Produksi Setiap Pesanan
|
Contoh :
Penjahit Mustika dalam bulan Juni 2008
mendapat pesanan pembuatan seragam pegawai dari suatu instansi sebanyak 80
stel. Dari jumlah pesanan tersebut perusahan telah mengeluarkan biaya-biaya
sebagai berikut :
Biaya Bahan Baku Rp 8.400.000,-
Biaya Bahan Penolong 1.100.000,-
Biaya Tenaga Kerja 4.300.000,-
Biaya Overhead Pabrik 2.700.000,-
Total Biaya Rp
16.500.000,-
Dari data tersebut di atas maka dapat dihitung Harga Pokok Produk per stel
pakaian adalah sebagai berikut :
Harga Pokok Per Satuan = Jml Biaya Produksi Setiap Pesanan
Jml Satuan Yang Dihasilkan
Jml Satuan Yang Dihasilkan
= Rp 16.500.000,00
80
=
Rp 206.250,-
b.
Metode Harga Pokok Proses (Process Cost Method)
Dalam perusahaan
semacam ini, biasanya produksinya hanya satu jenis barang dimana barang yang
diproduksi adalah secara massal, sehingga produk yang dihasilkan merupakan
produk standar, yang mempunyai bentuk, ukuran, kualitas yang sama. Tujuan
produksi adalah untuk mengisi persediaan. Untuk mentukan harga pokok setiap
produk , biaya produksi dikumpulkan dalam satu periode tertentu, kemudian
dibagi sama rata kepada produk yang dihasilkan selama periode itu. Metode
pengumpulan biaya yang diterapkan dalam perusahaan semacam ini disebut Metode
Harga Pokok Proses (Process Cost Method)
Untuk mengetahui
harga pokok per unit dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Harga Pokok Per
Satuan = Jml Biaya Selama Satu Periode
|
Contoh :
Perusahaan Roti ”Selera” dalam bulan April 2008 telah memproduksi
3.500 bungkus kue. Dalam proses produksi ini telah dikeluarkan biaya-biaya
sebgai berikut :
Biaya Bahan Baku Rp 2.600.000,-
Biaya Bahan Penolong 700.000,-
Biaya Tenaga Kerja 3.500.000,-
Biaya Overhead Pabrik 900.000,-
Total Biaya Rp 7.700.000,-
Dari data tersebut di atas maka dapat dihitung Harga Pokok Produk per
bungkus adalah sebagai berikut :
Harga Pokok Per Satuan = Jml Biaya Selama Satu Periode
Jml Satuan Yang Dihasilkan
Jml Satuan Yang Dihasilkan
=
Rp 7.700.000,-
3.500
=
Rp 2.200,-
SISTEMATIKA AKUNTANSI BIAYA
Pada dasarnya biaya produksi merupakan pengorbanan
ekonomis untuk memperoleh aktiva dalam bentuk persediaan bahan baku, persediaan
barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Dengan demikian sistem
pencatatan biaya produksi pada dasarnya tidak berbeda dengan sistem pencatatan
pada persediaan.
Terdapat dua sistem pencatatan biaya produksi dalam
akuntansi yakni :
Sitem Periodik
Dalam sistem ini harga pokok produk dihitung setelah
proses produksi selesai (kalkulasi setelah produksi). Biaya produksi dikumpulkan
secara periodik, yaitu pada akhir periode dari perkiraan-perkiraan yang
berhubungan dengan biaya produksi ke ”Ikhtisar Produksi” atau
perkiraan ”Pabrikase”. Hasil pokok produk selesai diproses baru
diketahui setelah nilai persediaan bahan baku dan barang dalam proses dihitung
secara phisik. Dengan demikian untuk mengetahui nilai harga pokok produksi
perlu dilakukan penyesuian-penyesuaian terlebih dahulu.
Dalam pencatatan secara periodik, perkiraan bahan
baku, barang dalam proses dan produk jadi tidak menggambarkan mutasi nilai
persediaan masing-masing. Nilai persediaan tersebut baru diketahui setelah
diadakan perhitungan secara pisik di gudang.
Sistem periodik biasanya hanya mencatat biaya yang
sesungguhnya terjadi selama periode tertentu, sehingga hasil dari proses
pencatatannya merupakan harga pokok produk yang sesungguhnya dari produk yang
dihasilkan pada periode yang bersangkutan.
Pencatatan biaya dengan sistem periodik ini biasanya
tidak menghasilkan informasi biaya yang lengkap dan terperinci, sehingga karena
keterbatasan ini, maka sistem ini hanya biasa digunakan pada
perusahaan-perusahaan kecil.
Sistem Perpetual
Sistem ini dapat digunakan untuk kalkulasi setelah
produksi dan kalkulasi sebelum produksi. Dalam sistem ini biaya-biaya produksi
yang terjadi dicatat dalam perkiraan ”Barang dalam Proses” dan harga pokok
barang yang selesai diproses dipindahkan dalam perkiraan ”Persediaan barang
jadi”
Dalam pencatatan sistem perpetual, mutasi persediaan
bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi, dicatat
dalam perkiraan-perkiraan yang bersangkutan, sehingga menggambarkan
mutasi/perubahan untuk setiap persediaan. (Nilai persediaan dapat diketaui
setiap saat)
Jumat, 24 Juni 2016
PENGERTIAN, PENGGOLONGAN, DAN TUJUAN AKUNTANSI BIAYA
Pengertian Biaya
Dalam arti sempit biaya
adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Jumlah yang
dikorbankan tersebut secara tidak langsung disebut harga pokok dan
dicatat pada neraca sebagai aktiva.
Sebagai contoh dalam suatu
perusahaan memiliki
kendaraan seharga Rp 150.000.000,00. Kendaraan tersebut
dipergunakan dalam kegiatan perusahaan, sehingga penyusutannya dialokasikan
selama tahun yang menikmati manfaatnya. Penyusutan inilah yang disebut dengan biaya.
Sedangkan dalam arti luas biaya merupakan sumber ekonomi yang dapat
diukur dalam satuan uang baik yang telah
terjadi maupun yang akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Dari definisi diatas pengertian biaya mengandung unsur pokok sebagai
berikut :
- Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
- Biaya dapat diukur dengan satuan uang (rupiah, dollar, poundsterling, dll)
- Biaya merupakan pengorbanan yang telah terjadi atau akan terjadi
- Biaya merupakan pengorbanan yang mempunyai tujuan tertentu
Contoh :
Butik ”Cantik” membuat baju seragam TONTI sebanyak 35 stel. Untuk keperluan
tersebut diperlukan tekstil sepanjang 105 meter dengan harga Rp 50.000,00 per
meter. Perlengkapan - perlengkapan lain (kancing baju, benang, aksesoris, dll) yang
digunakan sampai seragam tersebut
siap pakai sebesar Rp 500.000,00.
Upah tenaga kerja sebesar Rp 1.250.000,00. Seragam tersebut diserahkan pada pemesan dengan harga
Rp 200.000,00 per stel.
Dari contoh tersebut dapat diuraiakan sebagai berikut :
- Tekstil sepanjang 105 meter, perlengkapan-perlengkapan lain untuk membuat seragam, dan tenaga kerja karyawan disebut pengorbanan sumber ekonomi
- Pengorbanan berupa tekstil, perlengkapan lain dan tenaga kerja karyawan dapat diukur dengan uang yaitu sebesar Rp 7.000.000,00
- Pengorbanan sumber ekonomi tersebut telah terjadi
- Pengorbanan tersebut mempunyai tujuan yaitu membuat seragam TONTI
- Penyerahan seragam kepada pemesan seharga Rp 200.000,00 per stel merupakan biaya yang akan terjadi.
Pengertian Akuntansi Biaya
Secara umum kegiatan-kegiatan yang biasa terjadi dalam perusahaan industri
adalah :
a.
Membeli bahan baku untuk sementara disimpan.
b.
Mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Untuk hal ini
dierlukan tenaga kerja.
c.
Menyimpan sementara produk jadi
d.
Menjual Produk Jadi.
Proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi disebut proses produksi.
Dalam pengolahan ini diperlukan biaya-biaya yang disebut dengan biaya
produksi. Biaya produksi ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
dan biaya-biaya lain yang terjadi di pabrik yang disebut dengan biaya
overhead pabrik. Biaya-biaya yang terjadi tersebut perlu dikumpulkan untuk
menentukan harga pokok produksi melalui proses akuntansi yang disebut akuntansi
biaya.
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan
penyajian biaya-biaya pembuatan, penjualan produk atau penyerahan jasa dengan
cara-cara tertentu serta penafsiran terhadap hasilnya.
Sasaran akuntansi biaya adalah transaksi keuangan yang berhubungan dengan
biaya secara umum.
HUBUNGAN AKUNTANSI BIAYA DENGAN AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI MANAJEMEN
Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian, serta
penafsiran informasi biaya tergantung untuk siapa proses tersebut ditujukan.
Proses akuntansi biaya dapat ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai luar
perusahaan. Dalam hal ini proses
akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik akuntansi keuangan. Dengan
demikian akuntansi biaya dapat merupakan bagian dari akuntansi keuangan.
Proses akuntansi biaya dapat pula ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam perusahaan. Dalam hal ini akuntansi biaya harus memperhatikan
karakteristik akuntansi manajemen. Dengan demikian akuntansi biaya merupakan
bagian dari akuntansi manajemen.
PENGGOLONGAN BIAYA
Data biaya merupakan alat dasar bagi manajemen dalam melaksanakan
fungsi perencanaan, pengawasan, dan fungsi pengambilan keputusan. Oleh karena
itu agar data biaya yang dihasilkan dari proses akuntansi relevan dengan
kepentingan manajemen, biaya-biaya yang terjadi perlu digolongkan dalam golongan-golongan
tertentu. Berikut ini jenis-jenis biaya berdasarkan pengolongan-penggolongan
yang ada.
a. Penggolongan Biaya Berdasarkan
Obyek Pengeluarannya
Penggolongan biaya menurut obyek pengeluaran menggunakan semua obyek
pengeluaran sebagai dasar biaya, misalnya pengeluaran untuk :
Ø Membayar
promosi pada suatu media, disebut biaya iklan
Ø Membayar
tenaga kerja, disebut biaya tenaga kerja
Ø Membayar
asuransi gedung pabrik, disebut biaya asuransi gedung pabrik
b. Penggolongan
Biaya Berdasar Fungsi-Fungsi Pokok Perusahaan
Pada umumnya perusahaan mempunyai tiga fungsi pokok yakni fungsi
produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum. Berdasarkan hal
tersebut biaya juga digolongkan dalam tiga kelompok yakni :
Biaya Produksi
Biaya Produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan
baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya ini dikelompokkkan
menjadi tiga, yaitu : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead
pabrik.
Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam
kaitannya dengan penjualan dan pengenalan produk pada konsumen. Contoh : biaya
iklan, gaji tenaga pemasaran, gaji manajer pemasaran dan lain-lain.
Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Administrasi dan umum adalah biaya yang terjadi
dalam kaitanya pengaturan dan koordinasi kegiatan yang ada dalam perusahaan
(terutama kegiata produksi). Contoh gaji bagian administrasi dan umum.
Dalam penggolongan biaya berdasarkan fungsi pokok
perusahaan terdapat biaya primer (prime cost), yaitu biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik disebut biaya konversi (conversition cost). Sedangkan biaya
pemasaran dan biaya administrasi umum disebut dengan biaya komersial (comersial
cost).
Secara ringkas penggolongan biaya menurut fungsi pokok perusahaan
digambarkan sebagai berikut :
c. Penggolongan Biaya berdasar
Sesuatu yang Dibiayai
Biaya Produksi Langsung
Biaya ini merupakan biaya yang terjadi, penyebab satu-satunya karena
ada sesuatu yang dibiayai. Biaya ini langsung diperhitungkan dalam Harga Pokok
Produksi. Biaya Produksi langsung dibagi menjadi dua yakni biaya bahan langsung
dan biaya tenaga kerja langsung.
Ø Biaya
bahan langsung adalah semua biaya yang membentuk suatu kesatuan
yang tak terpisahkan dari barang jadi dan dapat langsung diperhitungkan ke
dalam harga pokok produk.
Contoh : kayu untuk membuat mebel, baja untuk membuat
kerangka mobil, kapas untuk membuat benang, minyak mentah untuk membuat bensin,
tanah liat utuk membuat genting dan sebagainya.
Ø Biaya
tenaga kerja langsung, yakni biaya/upah buruh yang secara fisik
berhubungan langsung dengan pembuatan produk, dan jasanya dapat langsung
diperhitungkan dalam harga pokok produk.
Cotoh : upah pembuat meja, upah tukang jahit, upah perakit
mobil, upah pembuat genting dan sebagainya.
Biaya Produksi Tak langsung
Biaya ini disebut juga dengan Biaya Overhead Pabrik (BOP), yakni biaya
yang diperlukan untuk pembuatan produk, selain biaya bahan langsung dan biaya
tenaga kerja langsung.
Termasuk dalam kelompok biaya tak langsung adalah :
Ø Biaya
bahan penolong, yakni biaya bahan yang diperlukan untuk pembuatan
produk, yang penggunaannya relaif kecil atau terlalu sulit untuk memperlakukan
sebagai bahan langsung.
Ø Biaya
Tenaga Kerja Tak Langsung, yakni biaya gaji dan upah tenaga kerja yang secara
fisik tidak berhubungan langsung dengan pembuatan produk. Misal upah pengawas
pabrik, upah penjaga pabrik
Ø Biaya
produksi tak langsung lainnya, misalnya Biaya Listrik pabrik
dan pembangkit tenaga, biaya penyusutan mesin dan peralatan pabrik, biaya
penyusutan gedung pabrik, biaya asuransi gedung dan mesin pabrik, Pajak Bumi
dan Bangunan Pabrik dan sebagainya.
d. Penggolongan
Biaya berdasar hubungannya dengan Perubahan Volume
Kegiatan
Atas dasar hubugannya dengan volume kegiatan/produksi, biaya
digolongkan menjadi :
Ø Biaya
Tetap (konstan), yakni biaya yang jumlahnya sampai tingkat tertentu
relatif tetap, tak terpangaruh oleh perubahan volume kegiatan.
Contoh : gaji pelaksana produksi, penyusutan aktiva tetap , pajak bumi
dan bangunan, amortisasi patent, biaya sewa, biaya asuransi dan lain-lain.
Ø Biaya
Variabel, yakni biaya yang jumlahnya selalu berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan.
Contoh biaya bahan baku, BTKL, biaya bahan bakar, biaya listrik, uang
lembur.
Ø Biaya
semi variabel, yakni biaya-biaya yang mempunyai unsur-unsur tetap
dan variabel. Biaya ini sering disebut dengan biaya campuran (mix cost). Contoh
: biaya pemeriksaan, pengawasan, jasa bagian penggajian, jasa bagian kalkulasi,
biaya pemeliaharaan dan perbaikan mesin, biaya pemanasan dan penerangan.
e. Penggolongan
Biaya berdasar Jangka Waktu Manfaatnya
Untuk penentuan laba rugi dan pentuan harga pokok produk secara teliti,
maka biaya digolongkan atas dasar hubungan dengan pembebanannya dengan periode
akuntansi tertentu. Untuk kepentingan tersebut, maka pengeluaran digolongkan
menjadi :
Ø
Pengeluaran Modal ( capital expenditure)
Yakni pengeluaran yang manfaatnya dinikmati selama lebih dari satu periode akuntansi.
Pengeluaran modal pada saat terjadinya dicatat sebagai aktiva dan dibebankan
pada periode-periode akuntansi yang menikmati manfaatnya.
Contoh : biaya reparasi mesin yang cukup besar pada saat pengeluaran
dicatatat sebagai tambahan harga pokok mesin.
Ø
Pengeluaran Penghasilan ( revenue expenditure)
Yakni pengeluaran yang manfaatnya hanya dinikmati dalam periode
akuntansi saat terjadinya pengeluaran itu. Pengeluaran penghasilan pada periode
terjadinya, dibebankan sebagai biaya dan diperhitungkan sebagai penghasilan
yang diperoleh dalam periode akuntansi
di mana biaya tersebut terjadi.
Untuk menentukan apakah suatu pengeluaran termasuk pengeluaran modal
atau pengeluaran penghasilan juga dapat dilihat atas dasar nilainya. Jika
nilainya relatif kecil maka digolongkan dalam pengeluaran penghasilan,
misalnya, beban listrik dan telepon, gaji akuntan, komisi penjualan dan
lain-lain.
TUJUAN AKUNTANSI BIAYA
Secara umum akuntansi biaya bertujuan menyediakan informasi biaya untuk
kepentingan manajemen. Dalam kaitannya dengan kepentingan manajemen, maka
tujuan akuntansi biaya dapat dirinci sebagai berikut :
a. Menyediakan
informasi harga pokok untuk kepentingan penyusunan laporan keuangan akhir
periode.
b. Menyediakan
informasi biaya untuk membantu manajemen dalam pembuatan anggaran dan perencanaan
laba.
c. Menyediakan
informasi biaya untuk kepentingan pengawasan biaya. Dalam hal ini akuntansi
biaya menyediakan informasi biaya sesungguhnya yang terjadi, yang dibandingkan
dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi dapat diketahui.
d. Menyediakan
informasi biaya untuk pengambilan keputusan yang khusus. Dalam hal ini
akuntansi biaya membantu manajemen dalam hal pengambilan keputusan-keputusan
dari beberapa alternatif.
Langganan:
Postingan (Atom)
-
METODE PENGUMPULAN BIAYA a. Metode Harga Pokok Pesanan ( Job Order Cost Method ) Dalam perusahaan ini barang yang dibuat memili...
-
Pengertian Biaya Dalam arti sempit biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Jumlah yang dikorbankan tersebu...